Martabak Untuk Istriku

Sebagai konsekuensi pekerjaan, sering aku harus pulang agak malam, 1-2 jam setelah jam kerja. Lembur? Tidak juga. Sudah hampir 4 tahun terakhir aku tidak pernan menghitung lembur, bukannya tidak butuh, tapi aku lebih merasa ini adalah bagian dari tanggungjawabku sebagai bagian dari manajemen, meski masih jajaran manajemen pemula.

Beruntung juga aku memiliki seorang pendamping hidup yang sangat mengerti dan memahami pekerjaanku. Padahal disamping pekerjaan kantor, aku juga masih punya beberapa aktivitas di luar, lebih ke aktivitas sosial. Hal itu membuat aku sering juga pulang karut malam. Palagi jika ada pertemuan atau program kegiatan yang harus dimusyawarahkan dengan sesama anggota.


Salah satu kebiasaan istriku saat aku pulang agak terlambat atau ketika aku ijin keluar rumah adalah pesan untuk dibawakan oleh-oleh. Tidak aneh-aneh memang, dan biasanya pesananannya juga yang sederhana dan harganya murah. Aku tahu istriku adalah tipe orang yang sederhana dan tidak pernah meminta yang macam-macam. Dia juga tidak suka makanan yang harganya mahal dan bernuansa keluar-luaran, misalnya pizza, KFC, dll. Paling yang ia minta cuma martabak atau gorengan. Kadang minta dibawakan juz. bahkan kadang cuma minta dibawakan koran.

Dan dengan senang hati aku akan selalu memenuhi permintaannya. Biasanya selalu aku usahakan untuk mendapatkannya, kecuali lupa.

Aku memang senang mendapatkan pesanan titipan seperti itu. Aku sama sekali tidak merasa repot apalagi nggrundel. Aku justru merasa sangat dihargai. Dan dengan demikian aku merasa punya arti di sampingnya.

Dengan memesankan untuk dibawakan oleh-oleh, sebenarnya istriku bukan ingin martabak atau gorengan yang aku bawakan. Dia hanya ingin mendapatkan jaminan bahwa aku akan pulang ke rumah. Dan tidak ada kebahagiaan yang lebih bagi seorang istri daripada ketika suami yang dicintainya pulang ke rumah.
Martabak Telor


Tentang martabak, pada akkhirnya biasanya yang lebih banyak menikmati juga aku sendiri. Ia paling-paling cuma mengambil sepotong, setelah itu ia akan sibuk membuatkan minuman hangat, menyiapkan handuk, jika aku belum mandi, menyimpan tas, atau menyiapkan makanan untukku.

Martabaknya?... Ah kadang-kadang ia malah lupa kalau minta dibelikan.[]
Lebih baru Lebih lama