How to Manage Your Boss?

 


Devi baru saja dipindah ke sebuah unit kerja di luar kota. Bosnya yang baru sama sekali belum ia kenal sebelumnya, meski pernah mendengar namanya dari teman-teman atau manajernya terdahulu. Menurut mereka, atasan baru ini orangnya baik, supel dan juga pintar.

Namun alangkah terkejutnya ketika hari-hari pertama ia mendapati bahwa karakter bosnya tidak sebaik yang diceritakan. Sekilas ia dapati bosnya pendiam, cenderung tertutup dan seorang perfeksionis. Gaya bicaranya juga kadang kurang mengenakkan. Keinginannya pun mudah berubah. Devi jadi serba salah. Semestinya ia ingin mendapati hubungan yang baik dengan sang manajer. Komunikasi lancar dan akrab, mengerti dan memahami kompetensinya dan memberikan tugas sesuai dengan kemampuan yang ia miliki

Barangkali situasi seperti ini sering kita alami. Salah satu cara membina hubungan yang baik dengan atasan adalah dengan mengelola atasan kita. Tips-tips dari buku How to Manage Your Boss berikut bisa kita praktekkan agar mendapatkan hubungan baik dengan bos Anda,

  1. Pertama, memahami bos. Kita harus mengerti tugas atau target apa saja yang dipikul oleh bos. Bagaimana tipenya, apa kelebihan dan kekuatannya, bagaimana cara ia berkomunikasi, apa yang membuatnya termotivasi atau tertekan, dan tekanan macam apa yang diberikan oleh atasan bos Anda kepadanya.
  2. Kedua, memahami perilaku kita sendiri. Penting untuk menganalisis perilaku kita sendiri, dan memodifikasinya demi menghindari masalah dengan atasan.
  3. Ketiga, mengembangkan keterampilan khusus. Kita perlu mengenali dan menggali kepribadian serta gaya kerja yang memberikan keuntungan positif bagi hubungan kita dengan atasan.
  4. Keempat, mengatasi tekanan. Cara yang tepat untuk mengatasinya adalah kita harus belajar berdiplomasi, berani terbuka untuk mengungkapkan masalah yang kita hadapi secara jelas.
  5. Kelima, menahan emosi. Emosi yang meninggi, kecuali yang positif, akan menghalangi hubungan kerja yang baik. Bersikaplah tenang dan rasional.
  6. Keenam, bersikap asertif. Tunjukkan rasa hormat pada orang lain, ekspresikan perasaan, bersikaplah jujur, pertahankan hak kita, dan berani mengatakan tidak.
  7. Ketujuh, belajar untuk mendengarkan dan didengarkan. Mendengar dengan seksama dapat mencegah terjadinya salah komunikasi, dan untuk membuat orang lain mendengarkan kita dengan seksama, buatlah lawan bicara memahami kita.

Dengan demikian kita akan lebih mudah memahami atasan kita dan semoga hubungan yang kita jalin akan menjadi lebih baik lagi. Jika kita me-manage atasan, maka setengah dari kesuksesan telah kita jalankan. []
Lebih baru Lebih lama