Prinsip Bergerak

Sebagai penulis, suatu saat saya merasa stak. Bingung. Tidak ada inspirasi untuk menulis apa. Atau memutuskan untuk tidak usah menulis hari ini. Toh belum tentu tulisan saya dibaca orang. Lagi pun mungkin juga orang sudah bosan dengan tulisan saya. Atau karena tidak ada sesuatu yang baru dari tulisan saya. Begitu-begitu saja. Itulah yang ada dalam benak saya.
Hingga saya ingat ada seseorang yang selalu menyempatkan diri membaca tulisan saya. Dia kadang bertanya kok hari ini tidak menulis artikel. Kawan ini juga yang selalu memberikan masukan positif tentang tulisan yang saya buat.

Ada lagi seorang kawan yang malah mengumpulkan tulisan saya. Dia mengumpulkan dalam satu file dan disusun sendiri sehingga mirip buku. Satu lagi, ada salah satu orang yang tidak memberikan komentar langsung kepada saya, tapi kepada teman-temannya. Teman ini malah menitip pesan untuk saya, kapan bukunya akan dibuat?
Dalam kehidupan seorang karyawan, ini adalah sesuatu yang wajar. Suatu hari akan muncul perasaan lemah dan malas. Kehilangan motivasi atau telah jenuh dengan rutinitas. Berat rasanya melangkahkan kaki ke pelanggan atau pergi berjualan. Bukan hanya itu. Dalam keseharian kita juga sering dihadapkan dalam situasi seperti ini. Malas. Kehilangan semangat. Jenuh. Atau apa saja yang memberatkan kita untuk melakukan kebaikan. Seperti seorang yang bangun tidur lalu ragu untuk melangkahkan kaki ke masjid untuk sholat subuh, rasanya begitu berat mata ini dibuka dan kaki dilangkahkan. Inilah saat dimana motivasi kita sedang meredup.
Saat itulah kita perlu melakukan perlawanan. Bergeraklah. Dengan bergerak untuk melakukan sesuatu, maka kejenuhan akan hilang. Disaat berat untuk bekerja, maka tetaplah melakukan pekerjaan. Mulai dari yang ringan. Sedikit dipaksakan untuk memulai melakukan.
Saat kita malas membuka pintu kamar untuk pergi sholat subuh ke masjid, maka paksalah diri anda untuk melakukannya. Memaksa diri dalam kebaikan adalah upaya kita menjaga stabilitas spirit kita.
Dalam Al Quran disebutkan “Berangkatlah kamu baik dalam keadaan merasa ringan maupun berat” ini memberikan motivasi kepada kita untuk tetap berkarya dalam situasi seberat apapun.
Pekerjaan kita adalah sumber kebaikan. Ladang amal untuk melakukan kebajikan. Membantu orang memenuhi kebutuhannya adalah kebaikan. Menyelesaikan masalah yang dihadapi pelanggan adalah kebaikan. Menyediakan waktu untuk bertemu dan berbincang dengan anak buah dan anggota tim adalah kebaikan. Melayani kebutuhan bawahan dan rekan kerja yang lain adalah kebaikan.
Jadi ketika kita telah menyelesaikan suatu pekerjaan, jangan biarkan diri terlena. Lakukan pekerjaan berikutnya. Sebagaimana dianjurkan dalam Al Quran: “Maka apabila kamu telah selesai (dari sesuatu urusan), kerjakanlah dengan sungguh-sungguh (urusan) yang lain.”[]
Lebih baru Lebih lama