Dahsyatnya Lingkungan

Obat hati, ada lima perkaranya..
Yang pertama..
Yang kedua..
.....
Yang kelima berkumpullah dengan orang shalih.

Begitulah sebuah lagu religi yang cukup apik. Yang menarik adalah, lingkungan yang baik, berkumpul dengan orang-orang baik, mungkin bahasa terkininya, berkumpul dengan orang-orang positif adalah salah satu obat hati. Obat bagi jiwa kita. Namanya obat, harusnya dengan obat itu penyakit-penyakit dalam hati kita akan sembuh.

Benarkah demikian?


Saat ini, kita hidup di tengah-tengah budaya yang halus. Budaya ketimuran. Saking halusnya, setiap gerak gerik kita diperhatikan oleh orang lain. Oleh tetangga, oleh teman kerja, teman dekat atau sahabat kita. Ada kalanya perhatian itu bersifat positif, namun tidak jarang perhatian itu membawa dampak negatif. Kita menjadi bahan pembicaraan. Apa yang kita lakukan menjadi bahan penilaian, jika kita memiliki cara yang tidak sama dengan mereka, kita dicap aneh. Bahkan tidak jarang dianggap gila.

Tidak jarang juga, di kantor, ketika kita sedang melakukan perbaikan diri, menyusun kekuatan untuk membangun masa depan lebih baik, kita justru mendapat 'perlakuan' yang tidak baik dari lingkungan kita. Dicibir, diejek, dibicarakan kekurangan kita, hingga mungkin dikucilkan.

Bahayanya, cap seperti ini sering mematahkan semangat seseorang yang sedang berjuang memperbaiki diri. Sikap seperti itu sering membuat seseorang tidak berani berbuat sesuatu yang berbeda. Takut melakukan inisiatif yang baru, karena takut tidak diterima.

Sejatinya, belajar dari orang-orang sukses dimanapun, sejak jaman nabi, hingga zaman digital sekarang ini, semua orang sukses memberikan satu pelajaran yang sama: mereka berani berbeda dengan orang pada umumnya. Mereka juga tidak terpengaruh oleh lingkungan buruk sekitarnya.

Begitu berpengaruhnya lingkungan terhadap keberhasilan kita dan masa depan kita, hingga sangat sedikit orang yang bisa mengeliminasi pengaruh negatif lingkungan kita. Sangat sedikit orang yang bisa mengambil nilai-nilai baik dari lingkungannya. Sebagian besar orang terpengaruh dengan lingkungannya.

Sewaktu saya masih sekolah, saya punya teman kost yang ketika sma dia alim. Rajin belajar, tidak merokok dan rajin ke masjid. Dia ranking 1 di kelasnya. Sekolahnya SMA favorit di kota itu. Namun saat kuliah ia kost di lingkungan yang berbeda dengan waktu SMA. Setahun kemudian ketika saya bertemu kembali, ia terlihat sedang teler, sebatang rokok terselip di jarinya dan duduk bersandar di samping teman-temannya yang sedang berjudi. Naudzubillah.

Ada pepatah yang mengatakan," dirimu lima tahun yang akan datang tergantung 2 hal: apa buku yang Anda baca dan siapa teman Anda saat ini."

Ketika Anda bergaul dengan orang-orang positif, pola pikir Anda akan positif. Jika Anda bersama orang-orang yang penuh semangat, optimis, bercita-cita tinggi, Anda akan terbawa semangatnya. Jika Anda bergaul dengan penulis, pecinta buku, Anda akan menyukai aktivitas itu.

Gagal dan sukses adalah produk dari pikiran Anda. Pikiran salah satunya dihasilkan dari lingkungan, dengan siapa kita bergaul.

Jadi pilihlah temanmu saat ini, dan itu akan menentukan hidupmu di masa yang akan datang.


Selamat berakhir pekan.
Follow saya @JumadiSubur


Sent from my BlackBerry®
powered by Sinyal Kuat INDOSAT












Lebih baru Lebih lama