Nitip Proposal ke Jamaah Haji

Saat seorang teman sesama manager berangkat haji tahun ini, saya menitipkan proposal untuk dibawa ke Tanah Suci. Benar, sebuah proposal hidup.

Kalau nitip doa kepada teman yang menunaikan ibadah haji, itu biasa. Tentu banyak orang yang melakukannya. Tidak cukup menitip 1 atau 2 doa, saya menitipkan sebundel proposal hidup yang berisi rencana hidup ke depan hingga akhir hayat. Proposal itu terdiri atas general summary dan rincian program dan rencana hidup per 5 tahun. Rencana yang tersusun dalam 5 aspek: Spiritual, Finansial, Personal Excellence, Family Life dan Social Contribution. Persis seperti konsep Personal Mastery yang selalu saya bawakan dalam kelas-kelas training yang saya pandu.

Mengapa menitip doa? Mengapa meminta?

Ada sebagian orang yang takut meminta. Perasaan takut meminta bisa jadi akrena terlihat butuh, terlihat konyol dan terlihat bodoh. Tapi sebagain besar orang takut meminta karena takut akan ketidakterkabulan. Takut mengalami penolakan. Takut mendengar kata tidak.

Yang lebih menyedihkan adalah, mereka yang takut meminta sebenarnya terlebih dulu mereka menolak diri sendiri. Mereka berkata tidak untuk diri sendiri. Bahkan sebelum semuanya terjadi. Takut memohon, takut meminta, karena takut tidak diterima. Takut tidak mendapatkan apa yang diminta.

Bagaimana cara meminta, jika kita menginginkan sesuatu?

Tips yang diberikan Mark Victor Hansen, seorang Life Coach asal AS dalam How To Ask for Anything You Want adalah:
  1. mintalah seolah Anda mendapat jawaban ya
  2. Anggaplah Anda bisa, Jangan memulai dengan anggapan Anda takbisa memperolehnya.
  3. Mintalah kepada seseorang yang bisa memberikan kepada Anda
  4. Bersikap jelas dan spesifik
  5. Mintalah berulng kali. Prinsip terpenting adalah kegigihan, tidak menyerah.
Nah, jika Uncle Mark saja mengajarkan kita untuk meminta kepada yang bisa memberikan, maka siapa lagi yang Maha Memberi selain Allah?

Allah berfirman: "...Mintalah maka kau kuberi." (QS. Ali Imran: 187)

Maka seharusnya kita meminta sebanyak-banyaknya kepada Allah. Lebih spesifik dan terus menerus meminta. Meminta seolah-olah kita sudah mendapatkannya. Meminta dengan sepenuh hati bahwa kita berhak dan layak mendapatkannya.

Dan salah satu cara untuk memudahkan mengatur permintaan kita adalah dengan membuat proposal hidup. Proposal yang berisi rencana hidup kita ke depan. Cita-cita dan impian kita. Dengan proposal kita juga akan mudah melakukan evaluasi (mutaba'ah) apakah langkah-langkah yang kita tempuh sesuai dengan rencana hidup kita atau tidak. Begitu seterusnya.

Sudahkah membuat proposal hidup Anda?
Hubungi saya di @JumadiSubur




Lebih baru Lebih lama