Puisi | Lukislah Dunia - Sajak Buat Dek A





Hari-hari ketika kau tumbuh, kau dapati kotamu sedang memancarkan segala cahaya, gedung-gedung yang meninggi julang, jalanan, jumlah kendaraan. Kau berada di tengah bandar yang mewujud metropolitan dunia. Kerumunan manusia mencari jatidiri yang tersembunyi di balik hatinya sendiri. Bermain panjat pinang, berebut hadiah di puncak-puncak menara. Dunia menjadi congkak dengan keserakahan, nurani menghilang tersaput egoisme dan keinginan menang.

Namun jangan bimbang, letakkan riuh yang kau rebut dari malam-malam takut. Tinggalkan kengerian di puncak keagungan sehingga engkau memahami apa arti tangis mama di penghujung malam. Demi masadepanmu yang gemilang. Berikan tempat untuk kebenaran berdiam di dalammu. Kumpulkan batu peristiwa agar engkau bisa meluruskan bengkoknya.

Olehmu, genggamlah seribu tangan yang terkepal agar kau menjadi kuat. Tampung semua airmata dunia dan siramkan ke kepalamu, dan kau berjanji akan mengeringkannya. Raihlah tangan mama yang mulai lunglai, hapuskan sedihnya dengan baju putihmu.

Bukalah ruang cinta pada semesta.
Dirimu adalah cintamu
Dirimu adalah mimpimu
Dirimu adalah bahteramu
Maka layarkanlah bahteramu, agar laut menjadi tenang dan menampakkan semua keindahan karang.

Ketika kami sudah mulai terbaring, takdapat lagi mengulang ucap, takdapat lagi mengantar getar, pun kepal tangan mulai terkulai. Hanya kanvas yang kami tinggalkan. Engkau yang akan melukisnya, engkau yang membuat warna-warninya.

Kumpulkan butir-butir warna, agar dapat terlukis lembar cinta, agar kau dapat menggambar pada bendera merdeka. Lalu dengan sebatang dahan tersisa, kibarkan pada tiang kemenangan. Ketika saatnya tiba, dunia pasti engkau taklukkan.

#Rumah_sunyi
#Bait_Puisi


*kutuliskan kembali sajak ini, semarang, 031113
Lebih baru Lebih lama