Ayah, Sebuah Melodi Paling Harmoni

Memiliki anak-anak yang beranjak remaja adalah sebuah keindahan tersendiri. Apalagi di saat yang sama masih ada adik-adiknya yang masih balita. Apalagi jika jumlahnya banyak, bukan cuma 4 atau 5, tapi 6, he..sebuah keindahan bukan?

Suatu saat saya membaca sebuah blog milik seorang CEO sebuah perusahaan besar di Indonesia yang bercerita tentang kerinduannya pada kehadiran anak di rumahnya. Dia sudah lama menikah, karir yang sukses, namun hidupnya belum sempurna tanpa kehadiran seorang buah hati dalam rumah tangga. Sedangkan saya dikaruniakan anak-anak yang banyak, sehat dan pintar. Sungguh karunia yang membuat saya bersyukur tiada tara.

Dan ketika anak-anak sudah beranjak remaja, semakin besar perhatian yang harusnya kita berikan. Meluangkan waktu untuk bersama. Menyediakan saat untuk mendengarnya curhat. Ketika mereka galau, maka kita yang harus menemaninya. Meski kadang saat yang sama juga tidak kalah galaunya.

Menjadi ayah, memang bukan amanah sederhana. Ada kesiapan untuk belajar, kerelaan untuk berkorban. Mungkin tidak bisa menjadi sempurna, namun tidak berhenti berusaha untuk mencapainya.

Akan banyak tantangan, mungkin juga banyak problema, namun perpaduannya akan menjadi melodi yang paling harmoni. Keindahan hidup yang sempurna. Sebuah tanggungjawab besar yang akan menjadi ladang amal, jalan menuju surga.


*Catatan saat membersamai anak lanang menuju asrama pondoknya.
Lebih baru Lebih lama