3 Emosi Penghambat Sukses

Seorang yang ditinggalkan istrinya untuk selamanya akibat sakit lever yang dideritanya, merasa sedih sedemikian rupa. Sejak menemani hari-hari istrinya menghadapi sakit hingga meninggalnya sang istri tercinta, ia larut dalam kesedihan yang dalam. Dan duka itu kian bertambah setelah sepeninggal istrinya. Ia lalu hidup bersama anak semata wayangnya dalam kesederhanaan dan kesedihan. Bahkan hingga anaknya beranjak remaja, ia masih tidak berani membina rumah tangga lagi. Belasan tahun telah ia lalui dalam kesendirian. Rasa sedih yang dalam telah membuatnya putus asa dan hilang keberanian untuk memulai hidup baru. Hidupnya dilalui dalam nestapa yang berkelanjutan.

Cerita lain lagi tentang seorang anak muda yang tengah meniti karir di sebuah perusahaan multinasional dengan jangkauan bisnis seluruh Indonesia dan regional, beberapa kali ia ditawari jabatan baru atau dipromosikan ke level yang lebih tinggi. Namun ia selalu bimbang mengambil keputusan. Setiap tawaran posisi baru selalu ada embel-embel: pindah ke luar Jawa. Rasa takut dan khawatir tentang kondisi di luar Jawa yang membuatnya ragu. Bagaimana nanti kalau mau pulang kampung, siapa yang akan menemani orangtuanya, sampai kapan akan di perantauan, dan berbagai ketakutan lainnya.

Seorang karyawan senior merasa diperlakukan tidak adil. Masa kerjanya yang sudah hampir dua dekade seakan tidak ada harganya. Gajinya bahkan kalah dengan adik kelasnya sealmamater yang berbeda jauh dengannya. Yuniornya itu baru masuk setahun lalu tapi sekarang gajinya lebih tinggi dari yang ia dapatkan. Bahkan dalam penilaian kinerja bulan lalu, ia mendapat nilai rendah, hampir saja masuk kategori 'unperform'. Hal ini menjadikannya marah dan ia bersikap acuh tak acuh dalam bekerja. Malas-malasan dan sama sekali tidak memiliki semangat kerja.

Dan masih banyak cerita-cerita masalah emosional seperti kekecewaan, kemarahan, kecemasan, kesedihan, ketakutan, dan trauma, yang terjadi dalam kehidupan seseorang. mahalnya harga sebuah masalah emosional bila tidak diatasi, yang dapat berdampak pada pola pikir, perilaku, tindakan, keyakinan, kesehatan fisik, hubungan keluarga, prestasi belajar, karir, dan kehidupan seseorang.

Ada 3 emosi yang paling  dominan menghambat sukses seseorang. Ketiga emosi itu adalah: kesedihan, ketakutan dan kemaran.

Rasa sedih yang berlebihan atau berlarut-larut membuat semangat kita mengendur. Kesedihan memang hal fitrah yang diberikan pada manusia. Ada kalanya kita kehilangan sesuatu atau seseorang dalam hidup kita, dan wajar jika kita merasa sedih. Namun sedih ada batasnya. Tawakal akan ketetapan Allah adalah cara terbaik untuk keluar dari kesedihan. Move on.

Masalah emosional dapat menyebabkan anda membuat penilaian yang salah, bereaksi berlebihan, salah dalam menilai. Yang lebih buruk lagi, masalah emosional dapat mengakibatkan depresi, kecemasan, dan perasaan lainnya yang tidak anda inginkan. Masalah emosional juga dapat mempengaruhi jaringan dan fungsi dari organ-organ tubuh anda, mendatangkan masalah pada kesehatan fisik anda, menyebabkan rasa sakit, kelelahan, dan penyakit

Perasaaan takut juga hal yang wajar. Takut ini banyak sebabnya. Ada yang takut terhadap benda, takut melakukan sesuatu, takut tampil di depan orang banyak, dan banyak ketakutan yang lain. Banyak cara, tips dan trik yang telah disampaikan para ahli dan motivator. Karang rasa takut hadir dengan tidak wajar. Dan banyak kejadian justru rasa takut hanya ada dalam perasaan kita saja. Atau bisa jadi trauma masa lalu. Ada banyak cara mengatasi itu semua. Tinggal kemauan kita untuk keluar dari semua perasaan itu.

Demikian halnya dengan kemarahan yang sering mengganggu emosi kita. Sangat disayangkan jika kita terlalu sering terbawa kemarahan. Hilanglah wibawa dan harga diri kita. Apalagi jika rasa marah itu kita lampiaskan dengan kata-kata atau sikap yang tidak produktif. Akan menghambat kita dari kesuksesan yang direncanakan.

Bagaimana, ingin sukses? Tinggalkan emosi penghambat kesuksesan kita!

Salam persahabatan!

Lebih baru Lebih lama