Membuat slide presentasi dengan powerpoint kini mungkin telah menjadi satu ketrampilan yang perlu dikuasai oleh banyak orang, khususnya staf perusahaan atau Anda pra profesional. Ketrampilan ini juga sangat penting bagi para dosen, trainer, pekerja kantoran, bahkan seorang CEO.
Masalahnya adalah hingga hari ini saya masih acap menyaksikan mutu slide presentasi yang pas-pasan, untuk tidak mengatakan berantakan. Bagi kita yang telah memahami kualitas sebuah bahan presentasi, pasti langsung bisa menilai mutu suatu slide presentasi. Misalnya, ketika saya menyaksikan tayangan presentasi
dari seorang ketua organisasi sosial; dan sesaat setelah melihat halaman pertama slide, nafsu saya mendengarkan ceramahnya mendadak lenyap. Penyebabnya: mutu slide presentasi yang ditayangkan benar-benar memilukan.
Tragedi slide presentasi semacam itu mestinya bisa dihindari jika kita tidak melakukan 3 kesalahan fatal:
Kesalahan pertama : memindahkan word ke powerpoint. Harus kita pahami bahwa powerpoint dan word adalah dua aplikasi dengan fungsi yang amat berbeda. Fatalnya, perbedaan yang amat mendasar ini acap dilupakan orang ketika membuat slide presentasi. Demikianlah, saya acap melihat kalimat-kalimat panjang dan rinci dari word langsung saja dicopy paste ke dalam powerpoint – dengan font yang kecil lagi (misal ukuran 12 atau 14). Jika ada tindakan dzalim pada aplikasi, mungkin inilah yang disebut penganiayaan slide presentasi.
Untuk memudahkan dalam mengingat, anggap saja bahwa Powerpoint adalah poin-poin yang punya power. Jadi jika Anda akan menulis persentasi dengan bullet point, mungkin ada baiknya jika kita mengingat 5 x 5 rule. Aturan yang bisa diterapkan secara fleksibel ini intinya mengajak kita untuk hanya membuat maksimal 5 bullet point dalam setiap halaman slide; dan masing-masing poin sebaiknya terdiri tak lebih dari lima kata.
Slide presentasi adalah slide presentasi. Maksudnya : tayangkan hanya poin-poin pokok dari gagasan yang ingin Anda sampaikan. Tulisankan gagasan itu dengan ringkas. Jangan melakukan kesalahan fatal berupa keinginan untuk menampilkan kalimat-kalimat panjang dan rinci dalam sebuah slide.
Kesalahan kedua yang juga acap saya temui : SEMUA TULISAN MEMAKAI HURUF KAPITAL. Untuk judul sebuah slide mungkin oke menggunakan huruf besar semua. Namun ketika Anda menjabarkan dalam poin-poin yang ringkas dalam baris sesudahnya, gunakan huruf non-kapital. Sebab kalimat panjang yang semua menggunakan HURUF KAPITAL terbukti justru sulit dibaca.
Dalam pemilihan huruf, pilih font dengan ukuran minimal 24 (ukuran yang lebih kecil akan membuat orang yang duduk dibelakang akan kesulitan membacanya). Dan jangan lupa, sebaiknya gunakan jenis huruf sans seriff seperti Arial, Verdana atau Georgia. Dan bukan jenis huruf seriff seperti Times New Roman. Menurut para pakar presentasi, dalam medium digital seperti layar komputer, jenis huruf seperti Arial lebih mudah dibaca dibanding Times New Roman.
Kesalahan ketiga : desain gambar yang serampangan, tidak ditata dengan baik akan terkesan (maaf) kampungan. Untuk membuat slide lebih artistik, pilihlah gambar (image) yang relevan dan artistik. Kesalahan fatal yang sering dilakukan adalah memilih image dengan gambar yang dicomot dari clip art (banyak tersedia dalam powerpoint); dan maaf sekali lagi, hal ini akan membuat slide Anda terkesan kampungan. Apalagi jika clip art itu diletakkan secara serampangan – tanpa memperhatikan segi estetika.
Kalau ingin menaruh gambar, ya cari gambar (image) yang professional look, misalnya foto dengan resolusi yang tinggi. Dan yang tak kalah penting : semuanya ditata dengan memperhatikan aspek estetika, dan konsisten. Maksudnya, style peletakan gambar kalau bisa mengacu pada pola tertentu yang konsisten (dan bukan asal taruh saja). Kepekaan kita akan nilai-nilai estetika memang harus dilatih dalam hal ini.
Demikianlah, tiga kesalahan fatal yang mestinya bisa kita hindari jauhjauh ketika kita hendak membuat slide presentasi. Sebab dengan itulah kita mungkin baru bisa mendesain sebuah slide yang elok nan menggetarkan. Dan bukan deretan slide yang garing nan membosankan. Dengan mutu yang memilukan.
Masalahnya adalah hingga hari ini saya masih acap menyaksikan mutu slide presentasi yang pas-pasan, untuk tidak mengatakan berantakan. Bagi kita yang telah memahami kualitas sebuah bahan presentasi, pasti langsung bisa menilai mutu suatu slide presentasi. Misalnya, ketika saya menyaksikan tayangan presentasi
dari seorang ketua organisasi sosial; dan sesaat setelah melihat halaman pertama slide, nafsu saya mendengarkan ceramahnya mendadak lenyap. Penyebabnya: mutu slide presentasi yang ditayangkan benar-benar memilukan.
Tragedi slide presentasi semacam itu mestinya bisa dihindari jika kita tidak melakukan 3 kesalahan fatal:
Kesalahan pertama : memindahkan word ke powerpoint. Harus kita pahami bahwa powerpoint dan word adalah dua aplikasi dengan fungsi yang amat berbeda. Fatalnya, perbedaan yang amat mendasar ini acap dilupakan orang ketika membuat slide presentasi. Demikianlah, saya acap melihat kalimat-kalimat panjang dan rinci dari word langsung saja dicopy paste ke dalam powerpoint – dengan font yang kecil lagi (misal ukuran 12 atau 14). Jika ada tindakan dzalim pada aplikasi, mungkin inilah yang disebut penganiayaan slide presentasi.
Untuk memudahkan dalam mengingat, anggap saja bahwa Powerpoint adalah poin-poin yang punya power. Jadi jika Anda akan menulis persentasi dengan bullet point, mungkin ada baiknya jika kita mengingat 5 x 5 rule. Aturan yang bisa diterapkan secara fleksibel ini intinya mengajak kita untuk hanya membuat maksimal 5 bullet point dalam setiap halaman slide; dan masing-masing poin sebaiknya terdiri tak lebih dari lima kata.
Slide presentasi adalah slide presentasi. Maksudnya : tayangkan hanya poin-poin pokok dari gagasan yang ingin Anda sampaikan. Tulisankan gagasan itu dengan ringkas. Jangan melakukan kesalahan fatal berupa keinginan untuk menampilkan kalimat-kalimat panjang dan rinci dalam sebuah slide.
Kesalahan kedua yang juga acap saya temui : SEMUA TULISAN MEMAKAI HURUF KAPITAL. Untuk judul sebuah slide mungkin oke menggunakan huruf besar semua. Namun ketika Anda menjabarkan dalam poin-poin yang ringkas dalam baris sesudahnya, gunakan huruf non-kapital. Sebab kalimat panjang yang semua menggunakan HURUF KAPITAL terbukti justru sulit dibaca.
Dalam pemilihan huruf, pilih font dengan ukuran minimal 24 (ukuran yang lebih kecil akan membuat orang yang duduk dibelakang akan kesulitan membacanya). Dan jangan lupa, sebaiknya gunakan jenis huruf sans seriff seperti Arial, Verdana atau Georgia. Dan bukan jenis huruf seriff seperti Times New Roman. Menurut para pakar presentasi, dalam medium digital seperti layar komputer, jenis huruf seperti Arial lebih mudah dibaca dibanding Times New Roman.
Kesalahan ketiga : desain gambar yang serampangan, tidak ditata dengan baik akan terkesan (maaf) kampungan. Untuk membuat slide lebih artistik, pilihlah gambar (image) yang relevan dan artistik. Kesalahan fatal yang sering dilakukan adalah memilih image dengan gambar yang dicomot dari clip art (banyak tersedia dalam powerpoint); dan maaf sekali lagi, hal ini akan membuat slide Anda terkesan kampungan. Apalagi jika clip art itu diletakkan secara serampangan – tanpa memperhatikan segi estetika.
Kalau ingin menaruh gambar, ya cari gambar (image) yang professional look, misalnya foto dengan resolusi yang tinggi. Dan yang tak kalah penting : semuanya ditata dengan memperhatikan aspek estetika, dan konsisten. Maksudnya, style peletakan gambar kalau bisa mengacu pada pola tertentu yang konsisten (dan bukan asal taruh saja). Kepekaan kita akan nilai-nilai estetika memang harus dilatih dalam hal ini.
Demikianlah, tiga kesalahan fatal yang mestinya bisa kita hindari jauhjauh ketika kita hendak membuat slide presentasi. Sebab dengan itulah kita mungkin baru bisa mendesain sebuah slide yang elok nan menggetarkan. Dan bukan deretan slide yang garing nan membosankan. Dengan mutu yang memilukan.