Kita yakin bahwa
untuk mencapai kebahagiaan perlu proses. Perjuangan, kesungguhan, kontinuitas,
pengorbanan dan segala yang menyaratkan tercapainya sebuah cita-cita yang mulia
dibutuhkan untuk meraih sukses. Kata kuncinya adalah optimisme.
Dalam sebuah
ayat di Al Quran kita bisa temukan bagaimana Allah memotivasi kita agar selalu
bersikap optimis, ”Janganlah
kamu bersikap lemah, dan janganlah (pula) kamu bersedih hati, padahal kamulah
orang-orang yang paling tinggi (derajatnya), jika kamu orang-orang yang beriman.”
(QS. Surat Ali Imron: 139).
Optimislah mengarungi
hidup ini. Jangan kotori jiwa dan jangan lukai hatimu saat duka menghampiri
hidupmu, berpikir positiflah, sebagaimana Allah menyuruh kita selalu
berprasangka baik kepada-Nya,”Aku
mengikuti persangkaan hamba-Ku terhadap diri-Ku. Oleh karena itu bersangkalah
dia terhadap-Ku menurut apa yang disukainya.”
Oleh karena
itulah, meskipun ada musibah yang menimpa, tetap optimislah dan selalu
bersihkan hati agar dapat berprasangka baik kepada-Nya. Optimis dan semangat
membara. Hapai setiap problem hidup dengan nuansa keindahan dan senyum. Karena
itu, yakinlah bahwa dibalik kesulitan pasti ada hikmah dan selalu disusul
dengan kemudahan.
Menurut Fuer
Sie, sebuah majalah wanita, umur panjang pada populasi dunia dipengaruhi oleh
faktor genetika yang hanya turut berperan sebanyak 25%. Sedangkan sisanya
terletak pada bagaimana seseorang menjalani kehidupan mereka. Faktor lain yang
berpengaruh memperpanjang usia adalah jam kerja serta waktu tidur yang teratur.
"Para rohaniawan jarang stres, mereka tidak pernah melawan waktu, punya
waktu istirahat cukup dan melakukan rutinitas harian secara teratur,"
demikian tulis Fuer Sie. "Mereka juga memiliki sikap optimis yang tinggi.
Orang yang bersikap optimis akan mendapatkan lebih banyak sisi positif
kehidupan dan hal itu bisa membantunya berumur lebih panjang."
Orang yang
selalu berpandangan positif lebih mampu dalam mengatasi berbagai masalah
dibandingkan dengan orang selalu memiliki pandangan negatif. Itu sebabnya orang
yang selalu punya pikiran negatif rentan terhadap berbagai penyakit. Milikilah
keyakinan bahwa badai pasti berlalu, keadaan akan menjadi lebih baik, persoalan
akan terselesaikan. Anda bisa melihat kesukaran bukan sebagai batu sandungan
yang menjatuhkan, tapi sebagai batu loncatan yang bisa membuat Anda naik atau
sebagai ujian yang bisa membuat Anda lebih bijak. Optimisme bagaikan nyala api
yang menemani Anda berjalan di kegelapan malam.[js]