Memaafkan itu Menguatkan (The Power of Forgiveness)

 



Dikisahkan dua orang sahabat sedang melakukan perjalanan menyusuri gurun. Pada suatu tempat, mereka bertengkar, dan salah seorang menampar temannya. Orang yang kena tampar merasa sakit hati tapi dengan tanpa berkata-kata dia menulis di atas pasir; HARI INI, SAHABAT TERBAIKKU MENAMPAR PIPIKU.

Mereka terus berjalan, sampai menemukan sebuah oasis, di mana mereka  memutuskan untuk mandi. Orang yang pipinya kena tampar dan terluka hatinya mencoba berenang namun nyaris tenggelam, dan berhasil  diselamatkan oleh sahabatnya. Ketika dia mulai siuman dan rasa takutnya sudah hilang, dia menulis  di sebuah batu; HARI INI, SAHABAT TERBAIKKU MENYELAMATKAN NYAWAKU.

Orang yang menolong dan menampar sahabatnya bertanya, "Kenapa  setelah saya melukai hatimu, kau menulisnya di atas pasir, dan  sekarang kamu menulis di batu?"

Sang sahabat menjawab sambil tersenyum, "Ketika seorang sahabat melukai  kita, kita harus menulisnya di atas pasir agar angin maaf datang berhembus dan menghapus tulisan tersebut. Dan bila sesuatu yang luar  biasa terjadi, kita harus memahatnya di atas batu hati kita, agar  tidak bisa hilang tertiup angin."

Perselihan dengan rekan kerja, teman, sahabat, bahkan dalam rumah tangga adalah  suatu hal yang biasa terjadi. Beda pendapat, pertengakaran kecil, asal masih dalam batas wajar boleh saja terjadi. Namun sebisa mungkin jangan sampai menimbulkan dendam.

Disinilah perlunya kita menyadari pentingnya memaafkan. Dendam, dengki, iri, sakit hati, hasad adalah beberapa contoh penyakit dalam hati kita. Penyakit ini jika dibiarkan akan menggerogoti energi dalam diri kita. Menyita kekuatan internal kita. Sehingga menimbulkan rasa malas, capek dan tidak memunculkan kreatifitas.

Dalam buku ”Forgiveness Therapy” yang ditulis Asep Haerul Gani, disebutkan berbagai cara untuk menerapkan terapi memaafkan.

Memaafkan adalah proses melepas rasa nyeri, kemarahan, dan dendam yang disebabkan oleh pelaku. Everett Worthington Jr menyatakan, memaafkan adalah mengurangi atau membatasi kebencian serta dendam yang mengarah kepada pembalasan. Secara sederhana bisa dikatakan bahwa memaafkan lebih dari sekedar membuang hal-hal negatif. Memaafkan juga menggerakkan seseorang untuk merasakan kebaikan dari pelaku. Dengan kata lain, memaafkan tidak hanya mengenyahkan emosi negatif tetapi juga menggerakkan Anda ke perasaan positif.

Hati yang bersih akan menumbuhkan keikhlasan bekerja, mengingat kebaikan orang lain, berpikir positif dan dekat dengan Tuhan. Memaafkan menjadi salah satu terapi untuk melonjakkan kekuatan spiritual kita.

Manfaat positif dari continuous relationship  mungkin sekali jauh lebih besar ketimbang kekecewaan masa lalu.

Coba luangkan waktu Anda untuk sekali lagi memikirkan orang-orang yang pernah Anda benci atau pernah menyakiti. Ingtalah kata-kata mereka yang menyakitkan Anda, kemudian tenangkan batin Anda. Dan katakan dalam hati, aku telah memaafkanmu!

Belajarlah menulis di atas pasir. []


Lebih baru Lebih lama