Belajar dari Petani Jagung

Ketika menjalankan tugas sebagai Head of Purwodadi Reps yang bertanggungjawab atas wilayah pemasaran di Kabupaten Grobogan dan Demak, saya banyak berinterkasi dengan petani jagung. Jagung adalah salah satu produksi pertanian paling favorit di Grobogan. 
Pernah makan jagung kan? Bagi yang suka makan jagung, berarti kita punya kesukaan yang sama. Popcorn, jus jagung, rempeyek atau apapun makanan yang berasal dari jagung, saya yakin sebagian besar dari kita pernah mengkonsumsinya. Popcorn selalu dibuat dari jagung dengan kualitas terbaik. Tahukah Anda bagaimana agar jagung menghasilkan kualitas hasil terbaik?
Dalam sebuah artikel diceritakan, suatu hari seseorang mewawancarai seorang petani untuk mengetahui rahasia di balik buah jagungnya yang selama bertahun-tahun memenangkan kontes perlombaan hasil pertanian.  Petani itu mengaku tidak memiliki rahasia apa-apa. Dia hanya membagikan bibit-bibit jagung terbaik yang ia miliki kepada tetangga-tetangga di sekitar perkebunannya.
"Mengapa Bapak membagikan bibit-bibit jagung kepada tetangga? Bukankah mereka juga mengikuti kontes setiap tahun?" Tanya orang itu.
"Tahukah Anda?" Petani itu mulai menjawab
"Bahwa angin menerbangkan serbuk sari dari bunga yang masak dan menerbangkannya dari satu ladang ke ladang yg lain. Bila tanaman tetangga saya buruk, maka serbuk sari yang diterbangkan ke ladang saya juga buruk. Ini tentu menurunkan kualitas jagung saya. Jika saya ingin mendapatkan hasil jagung yang baik, saya harus menolong tetangga saya mendapatkan jagung yang baik pula!"
Begitu pula dalam kehidupan maupun pekerjaan kita sehari-hari. Mereka yang ingin meraih keberhasilan harus menolong tetangganya menjadi berhasil pula. Mereka yang ingin berhasil dalam pekerjaan harus menolong timnya untuk mencapai hasil yang terbaik. Nilai dari kehidupan kita diukur dari kehidupan-kehidupan yang disentuhnya.
Bagaimana pendapat Anda?
Lebih baru Lebih lama