Impian 1 Milyar

Sejak 2 tahun lalu, saya sudah membiasakan anak-anak di rumah untuk membuat 'dream map' maisng-masing. Dream Map ini berisi cita-cita jangka pendek maupun jangka panjang. Impian jangka pendek biasanya adalah keinginan yang ingin mereka capai selama setahun ke depan. Keinginan apa saja, mulai dari mainan, buku, sepeda, handphone hingga kamar sendiri. Saya tidak membatasai apa yang mereka ingin tuliskan dalam 'dream map' tersebut.

Oh iya, dream map yang saya maksud kan ini adalah semacam peta keinginan. Mereka menuliskan keinginan-keinginan yang ingin diraih dalam waktu setahun ke depan atau lebih. Tidak hanya menulis, tidak jarang anak-anak juga menuangkan keinginannya dengan menempel gambar benda yang diinginkan. Misalnya gambar handphone atau foto kamar yang didapatkan dari majalah.

Dream Map ini ternyata ajaib. 90% bahkan lebih keinginan yang kami tuliskan disana tercapai pada akhir tahun. Salah satu yang membuat saya bangga adalah ketika Faiz, anak saya yang paling besar, ketika kelas 6 SD menuliskan nilai UN yang ingin di dapatkannya. Fantastis. Ia menulis nilai yang lebih tinggi dari nilai rata-ratanya setiap tahun sejak kelas 1 sampai kelas 5. Dan ajaibnya nilai itu berhasil di raihnya.

Adiknya, Farah, yang saat itu kelas 5 juga menulis nilai raport yang diinginkan ketika naik kelas 6, target hafalan Al Quran hingga lulus imtihan (semacam kelulusan untuk pelajaran tajwid) di kelas 5 berhasil diraihnya. Dan banyak lagi cita-cita yang ditulis anak-anak di lembaran dream map ternyata berhasil diraih bahkan tidak sampai setahun, kadang baru 3 bulan setelah ditulis.

Mulai tahun ini, cara menuliskan keinginan dalam dream map sudah lebih teratur, bahkan mereka sudah sepakat dengan saya untuk menuangkan dream map minimal dalam 5 kategori: spiritual, finansial, personal growth, family life dan social contribution.  Spiritual meliputi semua target peningkatan keruhanian dan keagamaan, finansial adalah capaian keuangan yang diinginkan, pertumbuhan personal meliputi edukasi, prestasi sekolah, dll. Lalu tidaklupa keinginan yang terkait dengan kehidupan keluarga dan kontribusi sosial, peran sosial apa yang bisa dilakukan.

Tahun ini, Fadhil, anak saya yang ke-3 menuliskan salah satu dream-nya memiliki tabungan 1M. Sebenarnya ia ingin mendukung saya, karena saya yang ingin tahun ini memiliki uang sebanyak 1M. Dan Fadhil sepertinya mendukung itu. Namun ketika saya konfirmasi, ternyata ia memiliki keinginan sendiri punya uang 1M. Saat ini ia ingin mendoakan aku, ayahnya. Namun ia juga bercita-cita akan memiliki tabungan 1M sebelum ia masuk kuliah.

Kadang mimpi memang ada yang tidak terwujud, namun paling tidak dengan kita menuliskan impian, kita telah berani memilai. Terwujud dan tidaknya tergantung kepada bagaimana upaya kita dan bagaimana kehendak Tuhan. Namun jika Anda tidak punya impian, tidak pernah menuliskannya, bagaimana semua akan terrealisasi?

Sudahkah Anda dan anak-anak di rumah membuat dream map? []

Tinggalkan komentar disini untuk berdiskusi, atau follow twitter saya @JumadiSubur.



Lebih baru Lebih lama