Parkir Khusus Mobil Direktur

Tiba-tiba saja saya teringat ketika masih bertugas di kantor pusat. Hampir setiap hari saya berangkat kerja dengan berjalan kaki melewati sebuah kantor kementrian denagn bangunan sangat megah. Di halamannya juga terparkir mobil-mobil mewah. Saya kadang iseng foto-foto dengan background mobil keluaran baru tersebut.

Satu hal yang membuat saya kepikiran adalah, di halaman parkir mobil sudha ada tulisan ini tempat parkirnya pejabat eseloan sekian. Di sebelahnya ada lagi tulisan jabatan lainnya.

Di tempat lain, sering sekali saya melihat di beberapa kantor-kantor mewah di Jakarta, mobil-mobil mewah parkir di bagian depan kantor. Bukan mobil tamu atau mobil pelanggan. Tapi mobil direksi. Tidak jarang ada tanda parkir dengan tulisan 'Khusus Direksi'. Atau tanda di tempat parkir dengan nomor-nomor tertentu yang pasti itu nomor plat mobil pejabat di kantor tersebut.

Bagaimana dengan tamu atau pelanggan yang datang ke kantor tersebut? Biarkan saja mereka mencari tempat parkirnya sendiri. Mau di depan kantor, di basement, di lantai atas, atau di seberang jalan. Terserah mereka. Jika panas ya biarkan mereka mencari jalannya sendiri. Jika hujan, ya biarkan mereka mencari caranya sendiri. Padahal ini adalah kantor yang katanya mengutamakan pelayanan pelanggan. Di corporate culture-nya tertulis jelas bahwa pelanggan adalah nomor satu.

Dalam suatu tulisan, dimana saya lupa, pernah ada seorang yang menggunakan mobil Volvo, sedang mengalami masalah dengan kendaraannya. Seorang yang meihat hal tersebut menghampir mobil tersebut dan menanyakan apa yang sedang terjadi. Lelaki itu lalu menawarkan bantuan, menelpon kesana kemari dan sambil menunggu petugas service datang, ia mengajak ngobrol di tempat yang nyaman di depan kantornya. Hingga akhirnya mobil service dari Volvo datang.

Pria itu baru meninggalkan mereka setelah masalah mobil tersebut beres dan pengendara mobil Volvo itu melanjutkan perjalanan. Ternyata lelaki itu adalah salah satu direktur Indomobil sendiri.

Pesannya adalah, pelayanan pelanggan itu bukan slogan, namun sebuah komitmen bersama semua elemen perusahaan. Mulai dari pucuk pimpinan hingga orang lapangan. Pelayanan hanya bisa optimal jika manajemen puncak menjadi contoh pertama dalam memberikan pelayanan. Bukan hanya basa-basi menjadi CSR agent pada hari pelayanan. Bukan hanya simbolis menyerahkan gift kepada pelanggan. Bukan juga hanya seremoni menggunting pita saat peresmian kantor pelayanan. Namun contoh nyata dalam keseharian. Walk the talk.

Direksi adalah penentu gerak perusahaan. perilakunya akan menjadi contoh bagi keseluruhan bagian perusahaan. Dalam hal apapun. Dalam hal pelayanan, dalam implementasi nilai-nilai perusahaan, juga komitmen untuk menjadikan perusahaan menjadi yang terbaik.

Oh, iya. Pelayanan bukan hanya kepada external cutomer kan? kepada internal customer juga penting. Berarti seorang pimpinan perusahaan, jajaran direksi, harusnya juga menjadikan karyawan sebagai salah satu pelanggannya, betul? Bawahan juga seharusnya diperhatikan kepentingannya, setuju?

Tapi, masih adakah direksi, chief atau pimpinan perusahaan yang seperti itu? []



Tinggalkan komentar Anda di blog ini.


Lebih baru Lebih lama