CEO Termuda

Hari-hari ini berita nasional sedang hangat membicarakan sosok belia dalam jajaran pimpinan BUMN, namanya Laily Prihatiningtyas. Bagaimana tidak dibilang belia, usianya belum genap 28 tahun. Ia dipilih oleh Menteri BUMN Dahlan Iskan untuk memimpin salah satu BUMN yang membidangi pengelolaan taman wisata candi-candi di Jawa Tengah dan Yogyakarta.

Tentu tahu bagaimana kiprah Pak Dahlan Iskan, yang tidak mungkin asal pilih seorang pejabat apalagi jabatan setingkat CEO BUMN. Pasti ada rekam jejak yang luar biasa sehingga wanita muda ini dipilih untuk mengelola sebuah BUMN yang diharapkan menjadi pendongkrak industri pariwasata di Indonesia. Apalagi Tyas, begitu Lalily biasa dipanggil,  akan menggantikan CEO sebelumnya yang hanya menjabat 1 minggu karena rekam jejaknya dianggap kurang berhasil sebagai pejabat BUMN.

Saya tidak tahu apa dasar pertimbangan Pak Dahlan memilih Tyas, namun selayaknya dia terpilih pasti memiliki latar belakang yang membanggakan. Pintar, pengalaman, tingkat pendidikan yang memadai dan pastinya telah memiliki prestasi-prestasi terbaik sebelumnya.

Disini saya tidak akan membahas hal tersebut, Anda bisa googling tentang kiprah dan latar belakang salah satu wanita hebat ini. Saya lebih tertarik untuk mengambil insight dari keputusan Pak Menteri BUMN dengan mengangkat Tyas sebagai pejabat tertinggi perusahaan yang menjadi pengawasan kementriannya. Paling tidak saya mendapatkan 3 insight dari pemilihan ini.

1) Saatnya generasi muda tampil
Pak Dahlan telah memberikan kesempatan kepada generasi muda untuk menunjukkan kiprahnya dalam kepemimpinan bangsa. Ini harus dijawab dengan karya-karya nyata. Saatnya generasi muda menunjukkan bahwa mereka bukan hanya bisa mengkritik, namun harus memberikan solusi konkrit. Penunjukan Tyas seakan-akan Pak Dahlan ingin mengatakan, 'wahai generasi muda, inilah saatnya kalian tampil'. Dan setelah Tyas, saya yakin akan ada orang-orang muda berikutnya yang diberi kepercayaan lebih besar untuk memimpin bangsa.

Di perusahaan tempat kita bekerja juga mungkin kita lihat mulai berkiprahnya gen Y bahkan gen C dalam manajemen perusahaan. Ini memang keniscayaan yang harus terjadi. Namun mungkin di beberapa perusahaan generasi muda baru menduduki jenjang kempimpinan level pertama dan menengah, belum pada pimpinan tertinggi. Kinilah saatnya para generasi muda tidak ragu-ragu untuk mencapai karir tertinggi dalam perusahaan.

2) Proses regenerasi 
Selama ini banyak didengungkan kapan akan ada regenerasi kepemimpinan. Mengapa yang tampil orangnya ya itu-itu saja. Dan dengan tampilnya Tyas ini memberikan secercah harapan tentang pentingnya regenerasi kempemimpinan dan itu sudah dimulai di kementerian BUMN. Tampilnya generasi muda memimpin perusahaan nasional adalah cara paling efektif untuk menjaga regenerasi.

Sudahkah proses regenerasi juga terjadi di perusahaan tempat kita bekerja? Bagi Anda yang sekarang menjabat sebagai line manager atau pimpinan di jajaran apapun dalam perusahaan, adalah tugas Anda untuk meyakinkan bahwa proses regenerasi berjalan baik. Sudahkah Anda menyiapkan successor Anda?

3) Tantangan bagi kaum muda
Inilah tantangan nyata yang telah ada di depan mata. Sudahkah para generasi muda menyiapkan diri untuk bisa tampil sebagai pemimpin. Bukan hanya kepercayaan diri yang harus dimiliki, namun juga kredibilitas. Kepercayaan diri adalah pengakuan dari dalam, kredibilitas adalah pengakuan dari luar.

Dan harus diingat, satu hal yang tidak bisa kita beli dengan usia muda adalah pengalaman. Karena itu mestinya kita siapkan pengalaman, kenyang dimarahin ketika masih di posisi bawah, matang memimpin di level menengah dan siap melwati semua tantangan untuk naik ke level tertinggi. Istilahnya survive ketika di bawah dan hebat ketika memimpin.

Bagaimana dengan Anda, siapa menerima tantangan?

Salam persahabatan!
Twitter saya @JumadiSubur


Lebih baru Lebih lama