Agar Kerja Berbuah Surga

Saya pernah memiliki teman satu departmen, tapi sekarang sudah pensiun. Setiap pagi ia menghabiskan waktu hampir satu jam lamanya di mushola kantor. Dia melakukan sholat Dhuha, hingga 12 rakaat. Begitu setiap hari. Ketika waktu sholat baik Dhuhur maupun Ashar, dia selalu datang duluan dan keluar dari tempat sholat paling belakangan.

Ketika saya tanya mengapa dia melakukannya? Karena ia menganggap bahwa bekerja adalah bagian dari ibadah, maka ia menjalankan ibadah yang banyak di jam-jam kerja...:)

Mungkin Anda sering mendengar bahwa kerja adalah ibadah. Memang seharusnya semua aktivitas kita di dunia adalah bagian dari ibadah. Karena untuk itulah Tuhan menciptakan kita, untuk beribadah kepada-Nya. Termasuk aktivitas mencari nafkah, yakni bekerja.

Bagi Anda penganut agama Islam, ada banyak ayat dan hadits yang memperkuat dasar mengapa kita harus bekerja dengan baik dan menjadikannya sebagai bagian dari ketakwaan kepada Allah:
  • Islam menegaskan betapa pentingnya bekerja dan menyeru kepada pemeluknya untuk bekerja keras mencari rizki dan membuang jauh-jauh sikap malas apalagi menganggur. "Dialah yang menjadikan bumi itu indah bagi kamu, maka berjalanlah di segala penjuru dan makanlah sebagian dari rizki-Nya." (QS. Al Mulk:15)
  • Setiap muslim diperintahkan untuk bekerja. "Apabila telah ditunaikan sembahyang, maka bertebaranlah kamu di muka bumi dan carilah karunia Allah dan ingatlah Allah banyak-banyak supaya kamu beruntung." (QS. Al Jumu'ah: 10)
  • Bahkan lebih dari itu, Islam memberikan penghargaan kepada pemeluknya yang bekerja dengan mengangkat mereka sampai ke derajat orang-orang yang berjihad di jalan Allah. Tersebut dalam sebuah hadits, "Apabila ia bekerja untuk anaknya yang masih kecil maka dia Fisabilillah. Dan apabila ia bekerja untuk orangtuanya yang lanjut usia maka ia Fisabilillah. Dan apabila ia bekerja untuk dirinya agar terjaga harga dirinya, ia Fisabilillah. Dan apabila ia bekerja karena riya' dan sombong maka ia di jalan setan," (HR Ath Thabrani)
Namun, benarkah pekerjaan kita, yang kita lakukan selama ini sudah termasuk ibadah? Belum tentu. Ada syarat-syarat yang harus kita lakukan agar kerja kita termasuk ibadah:
  1. Purpose : niat dan tujuan kita harus jelas. Niatkan bekerja  sebagai cara mendekatkan diri kepada Allah.  Kita sadari bahwa ibadah bukan hanya dilakukan di tempat-tempat ibadah saja. Bahkan hal-hal kecil sehari-hari juga bagian dari ibadah: makan, minum, masuk kamar mandi, bercermin, berpakaian bahkan sekedar menyingkirkan duri dari jalan adalah ibadah. Jadi apapun aktivitas kita, semua berpeluang menjadi ibadah jika kita niatkan untuk itu. 
  2. Process : cara yang kita lakukan harus benar. Ikhlas niat untuk beribadah namun cara yang kita lakukan tidak benar, juga akan mengurangi bahkan menghilangkan makna ibadah. Sholat itu ibadah, tapi jika sujudnya kita ganti dengan jungkir balik, tentu akan membatalkan ibadah kita. Demikian juga dalam bekerja. Cara yang kita tempuh harus benar. Tidak bekerja di tempat yang haram, tidak melakukan cara-cara haram, tidak bekerja di tempat yang memproduksi barang haram dan sebagainya.
  3. Passion : bekerja dilakukan dengan tulus, enjoy dan senang. Segala yang dilakukan dengan keluh kesah tentu tidak membahagiakan. Keterpaksanaan tentu akan mengurangi keikhalasan dan itu akan mengurangi nilai ibadah. Mungkin saja gaji tetap Anda terima dengan utuh, namun keluh kesah, keterpaksanaan, ketidaknyamanan dalam melakukan pekerjaan akan mengurangi nilai keberkahannya. Bagaimana agar kita enjoy? Bekerjalah sesuai dengan passion kita. Jika pekerjaan ini belum sesuai dengan passion kita bagaimana? Cobalah mencintai pekerjaan Anda...:)
Itulah pentingnya kita bekerja dengan 3P : purpose, process and passion agar pekerjaan kita bukan hanya mendatangkan hasil di dunia namun juga menghasilkan tempat terhormat di akhirat.[]

Salam persahabatan!
Sambung silaturahim dengan saya di twitter @JumadiSubur


Lebih baru Lebih lama