Seorang guru bijak ditanya oleh muridnya ...
Mana yang LEBIH BAIK dari dua orang ini ..?
1. Orang yang rajin ibadahnya, tapi sombong, angkuh dan merasa suci
2. Orang yang jarang banget ibadah tapi Akhlaknya mulia, rendah hati, santun dan lembut, dan cinta sesama.
Lalu Gurunya menjawab
"Hmm.. Keduanya baik.."
Muridnya menopang dagu sambil dihatinya bertanya tanya.
"Hmm.. Keduanya baik.."
Muridnya menopang dagu sambil dihatinya bertanya tanya.
Sang Guru melanjutkan...
"Keduanya baik, boleh jadi satu saat si ahli ibadah yang sombong sadar tentang akhlaknya yang buruk, kemudian ia bertaubat dan menjadi pribadi yang baik lahir maupun batinnya
Dan bisa jadi karena kebaikan hatinya, kemulian akhlaknya, Allah teteskan embun hidayah pada hatinya..
kemudian ia bertaubat dan menjadi seorang yang baik lahir maupun batinnya ..."
kemudian ia bertaubat dan menjadi seorang yang baik lahir maupun batinnya ..."
"Kemudian siapa yang tidak baik kalau begitu ...?" Tanya Murid
Sang guru menjawab
"Yang tidak baik adalah KITA orang ketiga... yang selalu mampu menilai orang lain namun lalai dalam menilai diri sendiri,
Yang setia melihat kekurangan yang lain, daripada kekurangan sendiri"
"Yang tidak baik adalah KITA orang ketiga... yang selalu mampu menilai orang lain namun lalai dalam menilai diri sendiri,
Yang setia melihat kekurangan yang lain, daripada kekurangan sendiri"
Begitulah... Orang-orang bijak melihat segala sesuatu positif. Begitulah. Seharusnya kita memandang sesama.
Fokuslah memperbaiki, bukan memaki... Fokus mencintai, bukan menanam bibit benci.