The Power of Communication

Dimanapun, kapanpun dan dalam keadaan apapun, manusia selalu berhadapan dengan aktivitas komunikasi, sebab selain sebagai individu, manusia adalah makhluk sosial. Hidup dan bekerja tidak bisa dilakukan sendirian. Semuanya dilakukan dalam konteks berinteraksi dan bekerja sama dengan orang lain. Untuk berinteraksi dan bekerja sama dengan efisien dan efektif, dibutuhkan komunikasi. Lebih dari itu, dibutuhkan komunikasi yang efisien dan efektif.

Manusia yang sukses berinteraksi dan bekerjasama adalah manusia yang sukses sebagai komunikator. Manusia yang sukses sebagai komunikator adalah manusia yang pola dan cara berkomunikasinya efisien dan efektif. Manusia yang efisien dan efektif dalam berkomunikasi, adalah manusia yang seluruh elemen komunikasinya berfungsi dengan efisien dan efektif.

Komunikasi yang dilakukan manusia dapat berupa kemampuan untuk : berbicara, mendengar, membaca atau menulis.

Namun diantara semua itu, alat komunikasi terbaik yang dimiliki manusia adalah berbicara. Sebab, berbicara memiliki tingkat efisiensi dan efektifitas yang paling tinggi. Dan dengan berbicara seseorang dapat lebih cepat, lebih langsung, lebih berpengaruh, lebih meyakinkan dan lebih memotivasi dalam mengantarkan pesan. Berkomunikasi lisan, lebih memungkinkan dihasilkannya tindakan, oleh diri sendiri dan oleh orang lain. Lebih praktis, lebih menyentuh dan lebih menggerakkan. Lebih memungkinkan tercapainya tujuan.

Mengapa berbicara, terutama di depan publik (public speaking) adalah ketrampilan yang paling penting diantara keahlian (skill) lainnya?

Sebuah studi (1980) mulai menunjukkan bahwa 62% pekerja melihat writing skill sebagai keahlian penting, dan 90% menyatakan bahwa berkomunikasi dengan berbicara adalah juga penting. Menurut Anda – 26 tahun kemudian, bagaimana persentasenya?

Para profesional menyadari bahwa kesuksesan mereka sangat tergantung pada kemampuan presentasinya. Penjual, petugas lapangan, konsultan dan penjual jasa, middle manager, top eksekutif dan para pemimpin lainnya.

Riset menunjukkan bahwa para eksekutif, meluangkan waktunya untuk berkomunikasi dengan berbagai pihak, setidaknya 45 menit setiap hari. 45 menit yang menentukan keberhasilan dan kesuksesan. 45 menit yang membutuhkan sebuah keahlian.

Menjadi public speaker yang efisien dan efektif, akan memberi Anda bekal dan alat untuk membuat perbedaan besar dalam bisnis dan masyarakat. Bahkan, untuk membuat perbedaan dan mengubah dunia.

Jika Anda lebih percaya diri dalam berkomunikasi secara lisan, maka Anda akan lebih percaya diri dalam segala aspek kehidupan Anda. Anda akan lebih percaya diri dalam bekerja, dalam berinteraksi dengan orang lain, dalam memimpin, menjual dan berpresentasi, dalam mengambil keputusan, dalam menentukan pilihan, dalam mengeksplorasi peluang, dalam memanfaatkan kesempatan, dalam mengatasi masalah dan hambatan.


Apa artinya semua itu? Artinya, Anda akan lebih percaya diri dalam menggapai cita-cita, dalam meraih impian, dalam memenuhi target dan mencapai sasaran, dalam apapun yang Anda inginkan, dalam apapun yang Anda kerjakan. Anda akan lebih percaya diri dalam mencapai kesuksesan!



Salah satu kunci sukses berkomunikasi adalah kemampuan mendengar. Mendengarkan sering kali dianggap sebagai suatu tindakan pasif dan kurang atau bahkan dianggap suatu yang kurang / tidak penting.

Pendengar yang baik harus dapat mengerti dan memahami, serta mau bersedia memberikan tanggapan atas pesan-pesan yang disampaikan si pembicara.

Mau mendengar adalah keistemewaan pribadi. Harganya mahal. Karena itulah profesi yang mahal adalah profesi yang lebih banyak mendengar. Konselor dibayar mahal ‘hanya’ untuk mendengar keluhan orang. Psikiater dibayar mahal untuk mendengar. Dokter juga pekerjaan mendengar. Pembimbing ruhani, guru spiritual, rohaniawan adalah sebagian lagi profesi yang banyak membutuhkan kemampuan mendengar. Dan mereka memiliki kemuliaan. Banyak mendengar dan sesekali bertanya. Itu kuncinya.

Jika Anda seorang sales, Anda tidak hanya membutuhkan kemampuan presentasi yang memukau atau argumentasi yang cerdas untuk menggaet pelanggan. Prospek yang terlalu banyak dijejali informasi tanpa diberikan peluang untuk berpikir akan merasa jengah. Merasa digurui. Alih-alih menjelaskan produk kenapa tidak kita coba tarik prospek untuk menceritakan keinginan dan harapannya. Atau luangkan waktu untuk mendengar keluhannya. Pelanggan, pembeli, konsumen apapun istilahnya adalah manusia. Mereka butuh didengar. Sebagaimana kita.

Manusia diciptakan dengan 1 mulut dan 2 telinga agar kita belajar lebih banyak mendengar. Cobalah datangi pelanggan Anda dan dengarkanlah keinginannya. Usahakan untuk tidak memotong pembicaraan. Kita tahu itu menyakitkan. Mendengar akan melengkapi informasi yang masuk ke otak kita dan memudahkan untuk mengambil keputusan. Mendengar akan mengurangi luapan emosi lawan bicara dan mudah untuk memberikan tanggapan. Mendengar adalah kesempatan kita mengumpulkan argumentasi yang singkat dan tepat untuk memberikan jawaban.

Lebih dari itu dengarlah semua dengan tulus. Karena ketulusan mendengar akan menumbuhkan energi dalam diri kita berupa pancaran mata dan beratnya kata.[]
Lebih baru Lebih lama